Sediakan Umpan yang Tepat untuk Memancing Orderan Beberapa waktu lalu, sempat mondar-mandir tuh di beranda FB sebuah postingan, kurang lebih begini: “Udah nggak haid selama berbulan-bulan. Pas ditawarin produk X, katanya mau izin suami dulu. Itu yang datang bulan istri apa suami.” Langsung deh, postingannya viral. Yang share aja banyak, apalagi komennya. Beuuuh … bejibun. Tapi sayang, bukan karena kepo dengan produk X tersebut, melainkan karena kalimat iklannya. Kalau dipikir, memang iya yang haid itu si istri, tapi bagaimana pun kan harus sepengetahuan suami. Meskipun mungkin belinya pakek uang sendiri, minimal kan istri minta pendapat dan pertimbangan ke suami. Wajar, kan?! See … Begitulah kira-kira pengaruh iklan ke penjualan. Salah ngiklan, bisa-bisa jadi boomerang. Andai saja, kalimat di atas diganti dengan sedikit edukasi, mungkin orang malah lebih tertarik. Karena haid memang persoalan yang sering terjadi pada wanita. Hal yang sangat umum. Kalau mau mancing, li
Guys, ada yang berjualan online? Pasti di antara kalian banyak yang menggeluti profesi ini, yaa. Tidak masalah, itu wajar dan halal, asalkan tidak menipu calon pembelinya. Meskipun tidak bertatap muka dengan pembeli secara langsung, tapi jangan sampai menjadikannya haram untukmu. Misalnya dengan menjabarkan kondisi barang secara tidak jujur, mengirim barang yang tidak sesuai dengan pesanan, atau malah mengingkari kesepakatan. Yeess, jualan online itu modal utamanya kejujuran. Kalau kita selalu berbuat jujur, percayalah, rezeki akan menghampirimu. Karena kejujuran merupakan mata uang yang berlaku di mana saja. Tapi bukan berarti cuma perlu berbuat jujur aja, tanpa usaha. Namanya juga jualan, meskipun online ya tetap harus dipromosikan, diiklankan, alias ditawarkan. Kalau jualan offline harus pintar ngomong, sedangkan jualan online harus pintar mengemas kata. Buatlah iklan yang mewakili deskripsi produk, menarik perhatian, sekaligus mengundang penasaran pembaca. Emang bisa?